Senin, 22 September 2014

SUKU
Suku adalah bagian dari sesuatu, misalnya:
Ø suku bangsa
Ø suku dinas
Ø suku cadang
Suku bangsa memiliki struktur sosial yang jelas dan tertata baik sejak dulu kala, khususnya di antara masyarakat Maluku, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara, Kepulauan Timor dan Tanah Papua.
Dalam pengertian suku bangsa, Suku ialah unit sosial MADAT tertinggi, yang terdiri dari satu atau lebih marga (dalam Bahasa Ambon) dikenal sebagai mataruma). Setiap marga atau mataruma atau fam memiliki minimal satu keluarga .Dalam kasus unik, khususnya di antara bangsa Papua ada contoh di mana satu marga hanya terdiri dari satu keluarga atau satu Suku memiliki satu marga saja.
Di Sumatera Barat, suku merupakan sebutan untuk bagian-bagian dari suku Minang seperti suku Sikumbang dan lain-lain. Suku dalam pengertian ini setara dengan marga dalam suku Batak atau mataruma dalam Suku Ambon. Adapun di Sumatera Selatan, terdapat berbagai macam suku dari yang suku - suku kecil mapupun suku - suku besar. Di Kabupaten Lahat terdapat suku Besemah, suku Lintang, suku Gumai dan berbagai macam nama suku - suku lainnya. Sama dengan daerah Sumatera Barat, suku dalam pengertian ini setara dengan marga dalam suku Batak. Dalam hal ini kata suku harus dibedakan dengan istilah suku bangsa atau kelompok etnik. Istilah kelompok etnik (ethnic group) juga kurang tepat menggambarkan suatu suku bangsa.


RAS
Ras (dari bahasa Prancis race, yang sendirinya dari bahasa Latin radix, "akar") adalah suatu sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengkategorikan manusia dalam populasi atau kelompok besar dan berbeda melalui ciri fenotipe, asal usul geografis, tampang jasmani dan kesukuan yang terwarisi. Di awal abad ke-20 istilah ini sering digunakan dalam arti biologis untuk menunjuk populasi manusia yang beraneka ragam dari segi genetik dengan anggota yang memiliki fenotipe (tampang luar) yang sama. Arti "ras" ini masih digunakan dalam antropologi forensik (dalam menganalisa sisa tulang), penelitian biomedis dan kedokteran berdasarkan asal-usul.


AGAMA
Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.
Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan, definisi tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan kitab suci. Praktek agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau pemujaan tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi, jasa penguburan, layanan pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, masyarakat layanan atau aspek lain dari budaya manusia. Agama juga mungkin mengandung mitologi.


BUDAYA
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.


JENIS KELAMIN (GENDER)

Jenis kelamin dikaitkan pula dengan aspek gender, karena terjadi diferensiasi peran sosial yang dilekatkan pada masing-masing jenis kelamin. Pada masyarakat yang mengenal "machoisme", umpamanya, seorang laki-laki diharuskan berperan secara maskulin ("jantan" dalam bahasa sehari-hari) dan perempuan berperan secara feminin. Sebagai contoh, tidak ada tempat bagi seorang laki-laki yang sehari-harinya mencuci piring/pakaian karena peran ini dianggap dalam masyarakat itu sebagai peran yang harus dilakukan perempuan (peran feminin).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar